Profesor Toshiko Kinosita, Guru Besar Universitas Waseda,
Jepang, pernah mengemukakan bahwa sumber daya manusia Indonesia masih sangat lemah
untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi (Kompas). Pendapat tersebut memang menarik untuk dikaji, namun yang pasti saat ini
pemerintah telah melirik pendidikan sebagai investasi jangka panjang guna
meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut, sehingga dapat mendukung
perkembangan industri dan ekonomi. Salah satu indikatornya adalah disetujuinya
anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN atau APBD oleh MPR.
Pendidikan
bukan sekedar pertumbuhan ekonomi tetapi juga alat untuk perkembangan ekonomi.
Pada praksis manajemen pendidikan modern, salah satu dari lima fungsi
pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomis baik pada tataran individual maupun
global. Fungsi teknis-ekonomis merujuk pada kontribusi pendidikan untuk
perkembangan ekonomi. Misalnya pendidikan dapat membantu siswa / mahasiswa untuk
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan
berkompetisi dalam ekonomi yang kompetitif.
praktikum mahasiswa, sumber: thinktextiles.blogspot.co.id |
Salah satu industri yang memiliki kontribusi positif bagi
Indonesia adalah Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Kontribusi Industri TPT
cukup signifikan dalam perolehan devisa ekspor. Tercatat pada tahun lalu nilai
ekspor hanya dari batik mencapai sekitar Rp. 2,1 triliun (detik.com, 20 Mei
2016).
Dengan memperhatikan hal tersebut, ditambah lagi dengan
adanya persaingan global juga berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) maka
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang TPT patut untuk terus dikembangkan.
Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut, maka peningkatan daya
saing merupakan kata kunci yang harus diperhatikan agar industri TPT nasional
dapat terus meningkatkan eksistensinya, baik di pasar nasional maupun
internasional.
kampus STT Tekstil, sumber : thinktextiles.blogspot.co.id |
Indonesia memiliki jalur pendidikan formal untuk
mengembangkan kualitas SDM pada bidang TPT mulai dari tingkat sekolah menengah,
seperti SMK Tekstil Pandaan, SMK Tekstil Lailatul Qodar, Sukoharjo, SMK N 7
Bandung, dan SMK N 14 Bandung, hingga tingkat perguruan tinggi, seperti Poltek Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung dan Universitas Islam Indonesia (UII)
Yogyakarta.
Semua lembaga pendidikan tersebut perlu terus dikembangkan
pemerintah baik melalui bantuan sarana dan prasarana pendidikan, pelatihan,
maupun berbagai kerjasama lainnya termasuk membina hubungan baik dengan industri
tekstil. Juga lebih dikenalkan lagi di kalangan masyarakat bahwa keberadaan
mereka bukan hanya pelengkap pendidikan atau hanya sekedar mudah untuk
mendapatkan pekerjaan, tetapi lebih dari itu bahwa pendidikan tekstil memang penting
dan berkualitas serta menunjang dalam menggerakan pembangunan nasional.
Sehingga pernyataan : Why making fabrics is an important
knowledge ? Because it delivers mankind’s values of how they learn to make
their first basic needs called “sandang,” menjadi lebih bermakna.
Dengan demikian maka diharapkan pula bahwa semua siswa
/ mahasiswa yang mempelajari dunia tekstil menjadi lebih bersemangat dan
mencintai bidang ilmu yang didalaminya.
0 komentar:
Post a Comment