Pada umumnya masyarakat Indonesia
memahami bahwa Batik berasal dari daerah Jawa, seperti Pekalongan dan Cirebon.
Hal tersebut bisa dimaklumi karena daerah tersebut memang produktif dalam
memproduksi dan memasarkan batik. Tetapi pada faktanya terdapat pula Batik dari
daerah luar pulau Jawa, salah satunya Papua dengan Batik Mamayoo-nya.
Batik
Mamayoo diambil dari kata “Mamayoo.” Kata tersebut merupakan sebuah ungkapan yang begitu populer di masyarakat Papua. “Mamayoo” merupakan kata ekspresi spontan warga Papua
dalam mengungkapkan kekaguman akan sesuatu hal. Motif Batik Mamayoo didominasi oleh Burung Cendrawasih,
ukiran kayu, ikan, bunga anggrek, dan koteka.
Berbagai
kegiatan fesyen show bertaraf nasional dan internasional sering dilakukan
sehingga meskipun usianya baru menginjak enam tahun, Batik Mamayoo telah
dikenal secara luas. Merek Batik
Mamayoo pun telah dipatenkan di kementrian
terkait, untuk menghindari pihak lain menjiplaknya. Kekayaan budaya Indonesia pun menjadi
bertambah banyak.
Lalu siapapakah perancang motif Batik
Mamayoo dan apa motivasinya?
Dia adalah
Yolanda Tinal. Selain perancang
Batik Mamayoo, Ia pun pemilik rumah mode. Ia menginginkan kekayaan alam Papua lebih
terangkat dengan cara
mengaktualisasikannya melalui batik. "Saya
sangat cinta dengan Papua, dan ingin menunjukan kepada dunia, bahwa Papua
sangat kaya dengan sumber daya alamnya dan masih sangat natural,"
kata Yolanda pada suatu saat kepada
media.
Batik
Mamayoo terinspirasi dan termotivasi dari kekayaan alam serta keunikan yang dimiliki Papua. "Papua sangat kaya tapi kurang
dikenal, lalu saya terinspirasi bagaimana agar kekayaan hayati itu dikenal,
muncullah ide membuat batik yang gambarnya segala kekayaan alam tadi,’’ tambah Yolanda.
Yolanda kemudian memulai merancang batik ukiran
tangan dengan motif gambar kekayaan hayati Papua. “Awal produksi sangat terbatas, ternyata banyak yang
senang dan kagum, lalu permintaan tinggi hingga kami kewalahan karena
belum memiliki tenaga yang memadai,’’ ujarnya.
Berikutnya
Yolanda membuka rumah batik dengan
tujuan memproduksi kain yang terletak
di Laweyan, Solo (Jawa Tengah). “Meski sudah buka rumah produksi kain
Batik Mamayoo di Solo, tapi kami masih kewalahan memenuhi permintaan yang semakin bertambah, karena batik
Mamayoo diukir dengan tangan, yang memakan waktu tiga minggu
untuk kain pembuatan satu potong kemeja,’’ kata dia.
Selain rumah batik di Solo, terdapat pula rumah mode
yang terletak di Jakarta dan Papua itu sendiri. “Obsesi saya, ingin memiliki rumah mode Batik
Mamayoo di 29 kabupaten-kota yang ada di Papua dan saat ini sedang dirintis,
agar setiap orang yang berkunjung ke Papua bisa memperoleh batik Papua dimana
saja,’’ tambahnya.
0 komentar:
Post a Comment