Thursday, February 14, 2019

Batik Mamayoo, Kekayaan Papua

Pada  umumnya masyarakat Indonesia memahami bahwa Batik berasal dari daerah Jawa, seperti Pekalongan dan Cirebon. Hal tersebut bisa dimaklumi karena daerah tersebut memang produktif dalam memproduksi dan memasarkan batik. Tetapi pada faktanya terdapat pula Batik dari daerah luar pulau Jawa, salah satunya Papua dengan Batik Mamayoo-nya.

Batik Mamayoo diambil dari kata “Mamayoo.” Kata tersebut merupakan sebuah ungkapan yang begitu populer di masyarakat Papua.  “Mamayoo merupakan kata ekspresi spontan warga Papua dalam mengungkapkan kekaguman akan sesuatu hal. Motif Batik Mamayoo didominasi oleh Burung Cendrawasih, ukiran kayu, ikan, bunga anggrek, dan koteka.


Berbagai kegiatan fesyen show bertaraf nasional dan internasional sering dilakukan sehingga meskipun usianya baru menginjak enam tahun, Batik Mamayoo telah dikenal secara luas. Merek Batik Mamayoo pun telah dipatenkan di kementrian terkait, untuk menghindari pihak lain menjiplaknya. Kekayaan budaya Indonesia pun menjadi bertambah banyak.

Lalu siapapakah perancang motif Batik Mamayoo dan apa motivasinya?

Dia adalah Yolanda Tinal. Selain perancang Batik Mamayoo, Ia pun pemilik rumah mode. Ia menginginkan kekayaan alam Papua lebih terangkat dengan cara mengaktualisasikannya melalui batik. "Saya sangat cinta dengan Papua, dan ingin menunjukan kepada dunia, bahwa Papua sangat kaya dengan sumber daya alamnya dan masih sangat natural," kata Yolanda pada suatu saat kepada media.

Batik Mamayoo terinspirasi dan termotivasi dari kekayaan alam serta keunikan yang dimiliki Papua. "Papua sangat kaya tapi kurang dikenal, lalu saya terinspirasi bagaimana agar kekayaan hayati itu dikenal, muncullah ide membuat batik yang gambarnya segala kekayaan alam tadi,’’ tambah Yolanda.

Yolanda kemudian memulai merancang batik ukiran tangan dengan motif gambar kekayaan hayati Papua. “Awal produksi sangat terbatas, ternyata banyak yang senang dan kagum,  lalu permintaan tinggi hingga kami kewalahan karena belum memiliki tenaga yang memadai,’’ ujarnya.

Berikutnya Yolanda membuka rumah batik dengan tujuan memproduksi kain yang terletak di Laweyan, Solo (Jawa Tengah). “Meski sudah buka rumah produksi kain Batik Mamayoo di Solo, tapi kami masih kewalahan memenuhi permintaan yang semakin bertambah, karena batik Mamayoo diukir  dengan  tangan, yang memakan waktu tiga minggu untuk kain pembuatan satu potong kemeja,’’ kata dia.

Selain rumah batik di Solo, terdapat pula rumah mode yang terletak di Jakarta dan Papua itu sendiri. “Obsesi saya, ingin memiliki rumah mode Batik Mamayoo di 29 kabupaten-kota yang ada di Papua dan saat ini sedang dirintis, agar setiap orang yang berkunjung ke Papua bisa memperoleh batik Papua dimana saja,’’ tambahnya.

Batik Mamayoo, Kekayaan Papua Rating: 4.5 Diposkan Oleh: jurnal

0 komentar:

Post a Comment